Contoh Soal II

Contoh soal Optimum Produksi


Diketahui total dana yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi makanan sehat untuk tahun 2010 adalah Rp 50000, upah tenaga kerja /hari Rp 2500 dan diskon modal /50000 adalah 5000. Kombinasi factor input adalah Q = TK x M, maka model matematisnya dapat di susun :

50000   =  25000 TK + 5000 M
    Q        =        TK       x      M

Dengan ketentuan :


Nilai TK dan M dimasukkan ke dalam persamaan produksi:

Q = TK x M  -> Q = 5 x 10 = 50

Berarti dengan uang sebanyak 50000 pada masing-masing harga factor produksi TK dan M adalah sebesar Rp 2500 dan 5000 banyaknya makanan sehat yang dapat di produksi secara Optimum adalah 50.







Follow Me On Twitter Follow Me On Instagram Follow Me On Facebook ndorogestii@gmail.com Follow Me On Fanpage Facebook

Contoh Soal I

Contoh soal Optimum Produksi
Diketahui total dana yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi batu bata merah untuk tahun 2005 adalah Rp 1000, upah tenaga kerja /hari Rp 45 dan diskon modal /1000 adalah 100. Kombinasi factor input adalah Q = TK x M, maka model matematisnya dapat di susun :
1000 = 45 TK + 100 M
Q       = TK      x       M

  Ketentuannya :


Nilai TK dan M masukan dalam persamaan produksi :

Q = TK x M -> Q = 5   x  11,111111 = 55,555555

Berarti dengan uang sebanyak Rp 1000 pada masing-masing harga factor produksi TK dan M adalah sebesar Rp 45dan Rp 100 banyaknya batu bata merah yang bisa di produksi secara optimum adalah 55,555555








Follow Me On Twitter Follow Me On Instagram Follow Me On Facebook ndorogestii@gmail.com Follow Me On Fanpage Facebook

Perilaku Produsen V


Kaitan antara rasionalisme daerah produksi dengan elastisitas produksi adalah sebagai berikut :

Æ Daerah dengan elastisitas produksi > 1 sampai elastisitas produksi = 1 adalah daerah irrational region
Æ Daerah dengan elastisitas produksi = 1 sampai elastisitas produksi = 0 adalah daerah irrational region
Æ Daerah dengan elastisitas produksi = 0 sampai elastisitas produksi < 0 adalah daerah irrational region

Jadi pada daerah I elastisitas produksi lebih besar satu (elastis) artinya jika input L dinaikan satu persen maka output akan naik lebih besar dari satu persen. Pada daerah II nilai elastisitas produksi antara nol sampai satu. Untuk daerah III nilai elastisitas produksinya kurang dari nol.


refrensi  :  
1. Herlambang, Tedy. 2000. Ekonomi Mikro. Jakarta : Gramedia.
2. Putong, Iskandar. 2010. economics pengantar micro. Jakarta : mitra wacana media





Follow Me On Twitter Follow Me On Instagram Follow Me On Facebook ndorogestii@gmail.com Follow Me On Fanpage Facebook

Perilaku Produsen IV

Elastisitas produksi

Elastisitas produksi menunjukkan ratio perubahan relative output yang di hasilkan terhadap perubahan relative jumlah input yang di gunakan. Misalkan input yang berubah adalah pemakaian tenaga kerja maka elastisitas produksi dapat di formulasikan sebagai berikut:

 
     Atas dasar formula tersebut di ketahui bahwa :


Æ Pada saat MP > AP di peroleh Elastisitas Produksi > 1
Æ Pada saat MP = AP di peroleh Elastisitas Produksi = 1
Æ Pada saat MP = 0  di peroleh Elastisitas Produksi = 0
Æ Pada saat MP negatif di peroleh Elastisitas Produksi negatif

      refrensi  :  
         1. Herlambang, Tedy. 2000. Ekonomi Mikro. Jakarta : Gramedia.
         2. Putong, Iskandar. 2010. economics pengantar micro. Jakarta : mitra wacana media





Follow Me On Twitter Follow Me On Instagram Follow Me On Facebook ndorogestii@gmail.com Follow Me On Fanpage Facebook

Perilaku Produsen III

Optimum produksi

Optimal produksi diartikan sebagai tingkat output maksimal yang dapat di hasilkan dengan sejumlah biaya tertentu atau jumlah dana minimal yang di perlukan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Perusahaan dapat meminimumkan biaya produksi untuk menghasilkan sejumlah output tertentu dengan memilih kombinasi input.


Contoh optimum produksi

Diketahui total dana yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi batu bata merah untuk tahun 2005 adalah Rp 1000, upah tenaga kerja /hari Rp 45 dan diskon modal /1000 adalah 100. Kombinasi factor input adalah Q = TK x M, maka model matematisnya dapat di susun :

                                                1000 = 45 TK + 100 M
                                                Q       = TK      x       M


Ketentuannya:


Berarti dengan uang sebanyak Rp 1000 pada masing-masing harga factor produksi TK dan M adalah sebesar Rp 45dan Rp 100 banyaknya batu bata merah yang bisa di produksi secara optimum adalah 55,555555.

refrensi  :  
1. Herlambang, Tedy. 2000. Ekonomi Mikro. Jakarta : Gramedia.
2. Putong, Iskandar. 2010. economics pengantar micro. Jakarta : mitra wacana media





Follow Me On Twitter Follow Me On Instagram Follow Me On Facebook ndorogestii@gmail.com Follow Me On Fanpage Facebook

Perilaku Produsen II


Kelompok produsen sehubungan dengan kemampuan menjualnya di bagi dalam 3 kelompok:

     1.  Kelompok penjual supermarginal, yaitu penjual yang berani menjual  produknya di bawah harga pasar. Produsen ini menggunakan konsep dan falsafah produksi dalam pemasaran yaitu memproduksi barang sebanyak-banyaknya lalu menjualnya dengan harga yang semurah-murahnya tapi masih menguntungkan.

        2.  Kelompok penjual Marginal, yaitu produsen yang hanya mampu menjual produknya sama dengan harga pasar (harga keseimbangan pasar). Biasanya produsen kelompok ini hanya menjual produknya di tempat-tempat yang tawar-menawar  “tidak diperkenankan”, sehingga mereka membandrol produk harganya.

     3.  Kelompok penjual submarginal, yaitu kelompok yang hanya menjual produknya di atas harga pasar. Produsen dalam kelompok ini menganggap produknya sangat exclusive, tiada duanya (benar-benar hanya satu yang di produksi), produk yang di jual memiliki nilai sejarah, produsennya sangat ternama dan terkenal atau semacamnya.



         refrensi  :  
               1. Herlambang, Tedy. 2000. Ekonomi Mikro. Jakarta : Gramedia.
           2. Putong, Iskandar. 2010. economics pengantar micro. Jakarta : mitra wacana media




Follow Me On Twitter Follow Me On Instagram Follow Me On Facebook ndorogestii@gmail.com Follow Me On Fanpage Facebook

Perilaku Produsen I



      FUNGSI PRODUKSI
       

      Fungsi produksi adalah hubungan teknis yang antara factor produksi  (input) dengan hasil produksi  (output). Secara matematis hubungan teknis itu dapat di tulis output = f (TK, M, T, S). hubungan teknis yang dimaksud adalah bahwa produksi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan factor produksi yang di maksud. Jika factor produksi tidak ada maka tidak ada juga produksi. Produksi yang dihasilkan tanpa penggunaan teknologi, modal dan manusia di sebut produksi alami yaitu produksi yang dilakukan oleh proses alam sedangkan produksi yang di lakukan dengan menggunakan modal, teknologi dan manusia di sebut produksi rekayasa. Misalnya untuk menjalankan sebuah bus hanya di perlukan satu orang supir atau untuk menjalankan satu satu pesawat terbang hanya di perlukan satu pilot. 

refrensi  :  
1. Herlambang, Tedy. 2000. Ekonomi Mikro. Jakarta : Gramedia.
2. Putong, Iskandar. 2010. economics pengantar micro. Jakarta : mitra wacana media




Follow Me On Twitter Follow Me On Instagram Follow Me On Facebook ndorogestii@gmail.com Follow Me On Fanpage Facebook