Kepada pria yang ditakdirkan untukku.
Halo. Hari ini kotaku begitu cerah dan langitnya begitu biru.
Bagaimana denganmu? Kamu tahu, saat ini aku sedang memikirkanmu. Mungkinkah
kamu berada di kota yang sama denganku? Mungkinkah kita sedang mengamati langit
yang sama? Mungkinkah kamu orang yang kukenal?
Apa kamu pernah, sekali saja, memikirkanku?
Sebelumnya aku ingin bertanya padamu. Percayakah kamu pada takdir?
Aku percaya. Aku percaya kamu ada di suatu tempat, sedang dalam perjalananmu
menemuiku. Kamu mungkin akan menghadapi banyak rintangan, kamu akan jenuh, lalu
putus asa. Tapi kuharap kamu tidak berhenti berjalan. Karena ketahuilah, aku
juga sedang dalam perjalananku, dan jika kamu dan aku sama-sama berjalan, akan
semakin cepat kita bertemu.
Pria takdir, dalam perjalananku, aku akan menemui banyak lelaki
yang salah. Dan akibat kebodohanku, aku akan menangis karena mereka. Maka
kumohon saat aku bertemu denganmu nanti, jangan sekali-kali membuatku menangis.
Sebab saat aku menangis karenamu, pada siapa lagi aku harus berharap?
Pria takdir, aku pun tahu, dalam perjalananmu kamu juga akan
menemui banyak perempuan yang salah. Permohonanku hanya satu: jangan salah
mengenali mereka sebagai aku! Sebab aku, meski hidupku akan sia-sia jika
kehilanganmu, bisa bertahan dalam kesendirianku tanpamu. Tapi jangan kamu harap
aku bisa melihatmu tidak bahagia bersama perempuan yang salah. Dan jika itu
terjadi, aku hanya bisa mendoakanmu dari jauh. Bukan, bukan itu yang
kuinginkan.
Pria takdir, berkali-kali aku berharap bisa menemuimu, dalam mimpi
sekalipun. Tapi kata takdir padaku, belum saatnya. Aku yang sekarang belum
cukup baik untuk menemuimu. Tentu saja kamu tidak perlu khawatir. Perjalanan
panjang akan mengubahku, mempercantik diri dan hatiku.
Maka dari itu, pria takdir. Tidak perlu terburu-buru kamu
mencariku, pun aku tidak akan terburu-buru mencarimu. Karena saat waktunya
tiba, takdir akan menunjukkan jalan pintasnya. Dan saat itu kamu tidak perlu
bersusah payah. Cukup sedikit berusaha (sebagai bocoran: aku suka pria
misterius) dan aku akan menyayangimu apa adanya.
Surat ini akan kupajang dalam blog-ku dan kusebarkan melalui
twitter. Bukan apa-apa, pria takdirku. Aku hanya ingin kamu bisa membacanya,
sengaja atau tidak sengaja. Supaya kamu tahu bahwa aku, wanita yang ditakdirkan
untukmu, ada dan akan selalu ada.
Dari yang selalu menantimu, Aku.
Baca Juga Ya :
jodoh
:-)
:-) terima kasih juli juni, baca tulisan aku yg lainnya yaa hehe