Untukmu yang Tengah Mendiamkanku

Mengenalmu, Seperti aku menemukan kembali bagian dari hidup ini yang telah lama hilang. Seperti ada bagian dari hati ini yang telah lama kosong dan kamu hadir entah dengan atau tanpa sengaja mengisinya. kesempurnaan dalam setiap candaanmu yang selalu membuatku tertawa lepas membuatku nyaman. Kamulah pria sempurna yang menggenapkan segala kekuranganku. Tak terasa, beberapa bulan kulalui dengan indah terhitung dari bulan Agustus ketika saat itu kamu memberiku saran untuk membelikan kado 'lego' untuk keponakanku, dan berlanjut dengan ucapan ulang tahun untukku, dan selanjutnya lagi untuk hari-hari berikutnya tanpa seharipun terlewati untuk sekedar menyapa “Hai”, "assalamualaikum wanitaku" melalui sms. Bahkan ketika kita merasa begitu dekat ketika setiap malam kamu dan aku bercerita tentang hal-hal lucu dunia ini hahaha.

Sempat berfikir bahwa hubungan yang aku lalui ini seperti “mission impossible” karena dibalik 'haha hihi' kita setiap kali telepon seperti ada latar belakang yang berbanding terbalik diantara kita. Seperti hobi kamu yang selalu menonton bola, begadang sampai larut, wajah yang terlihat tegas dan pemberani, berkulit putih dan tinggi. berbeda denganku yang tidak pernah mengerti bola, jam 10 malam atau bahkan jam 9 malam sudah tidur, wajah yang terlihat lugu dan penakut, berkulit sawo mentah dan pendek. Tapi aku percaya takdir, aku percaya bahwa pasangan itu saling melengkapi. Sempat bertanya-tanya dalam hati setelah beberapa hari merasa nyaman denganmu "Allah, apakah Dia orang yang Engkau janjikan itu?"


Entah aku sedang berada dalam hubungan yang seperti apa denganmu sekarang? seperti kapal yang berlayar tanpa nahkoda yang tidak tau harus berhenti di pelabuhan mana. Mengalir begitu saja. Aku mengikuti setiap irama yang kamu ciptakan dalam hubungan ini. Aku senang ketika tahu bahwa ternyata kamu sosok yang kaku di mata wanita dan belum pernah pacaran. Kamu bahkan ceritakan padaku, bahwa kamu hanya bisa selepas ini bercanda dan tertawa hanya kepadaku. Jujur aku merasa menjadi wanita yang sangat beruntung saat itu, bukan lagi pria romantis yang aku inginkan sekarang. Aku hanya perlu sosok pria sederhana dengan caramu dekat denganku seperti itu, tertawa bersama dan tidak pernah bosan untuk selalu mendengarkan ceritaku. Meski terkadang aku merasa bahwa Kamu cenderung diam dan cuek. Namun Aku selalu berusaha memahamimu, selama kita bisa berkomunikasi dengan baik, segala perbedaan, jarak nyaris tak terasa.. Aku paham caramu membalas pesan kadang lama, paham betapa pertandingan sepak bola sangat penting untukmu dibanding harus telponan denganku. Aku bisa menjadi sosok yang kamu percaya untuk berbagi saja aku bahagia

Namun semuanya berubah ketika entah untuk alasan apa tiba tiba kamu mendiamkanku. Tak sekalipun kamu balas chatku, telfon, bahkan untuk sekedar membaca BBMku pun enggan rasanya untuk kamu buka. Semua cara telah aku coba tuk mendapatkan perhatianmu, dimulai dari caraku mengganti profil picture BBM berkali-kali, kamu tau kan aku tipe orang yang sebenernya malas ganti" foto entah DP BBM, whatsapp atau facebook. Tapi itu aku ganti hanya untuk dapatkan perhatianmu, aku ingin kamu chat aku. Meskipun gadgetmu aktif, tetap  saja kamu abaikan aku yang meramaikan pembaruan BBMmu.

kali ini benar-benar berbeda. Kamu terlalu lama diam. Jika dulu aku bisa melewati fase-fase yang kamu anggap ujian bagiku, apakah kali ini aku sanggup? Jika kamu mendiamkanku terlalu lama. Apa yakin ini hanya sebuah ujian? Atau kamu terlalu sibuk? Jika hari telah berganti bulan, dan kamu masih tetap dengan diammu, tanpa sekalipun merespon pesanku atau menjawab telfonku, apakah aku sanggup melaluinya?

Aku berusaha semampuku tuk memendam semua kecurigaan padamu. Aku berusaha seolah tak terjadi apapun..Tetap menyapamu… Berpura-pura merespon status BBMmu.. MeLike tautan facebook yang kamu bagikan itu, Tak sedikitpun berkurang sikapku padamu, masih sama seperti dulu.. Namun sedikitpun kamu tak bergeming.. Hingga berbagai tanya muncul dalam benakku..”apa salahku?”

Aku mengecek kata demi kata terakhir kita berkirim pesan. Semua normal..tak ada keganjilan. Yang ganjil justru sikapmu padaku saat ini. Sampai kapan kau akan menghukumku dengan diammu? Seandainya jarak hanya sejengkal, mungkin aku sudah ada dihadapanmu, mencoba membicarakan segala keganjilan ini agar tak lagi menyesakkan dadaku.

Lama aku berfikir..Hingga nyaris berada di ujung kesabaranku. Baiklah..jika berbagai usahaku tak juga menggerakkan hatimu, berarti memang aku harus pasrah. Sembari memohon pada ALLAH untuk memberikan jalan terbaik bagiku, bagimu, bagi kita. Ada satu status kutipan favoritku dari novel 'RINDU' karya Tere Liye  "Jika dia jodohmu ada saja hal yang menyatukan kamu dengannya. Tetapi ketika ada saja hal yang membuat kalian jauh, maka sederhana jadinya DIA BUKAN JODOHMU"

Untukmu yang tengah mendiamkanku, Kamu ingat beberapa kali kita merencanakan waktu untuk bertemu tetapi selalu saja gagal. Awalnya aku mencoba untuk mengerti, tapi semakin kesini kamu semakin seperti memberiku harapan kosong. Sampai akhirnya mungkin kamu fikir bertemu denganku adalah hal yang mudah. Andai kamu tahu bahwa ga akan pernah ada lagi hari esok untuk bertemu, jujur aku mundur saat kamu bilang ternyata tidak jadi lagi di tanggal 29 November minggu lalu, AKU MUNDUR !

jika memang ini sinyalmu untuk menjauhiku, baiklah..Tak perlu menjauh dariku, aku tahu cara melangkah mundur. Dan seandainya ini ujian darimu tuk meyakinkan dirimu tentangku, sampai kapan ujian ini berakhir? Apakah setelah ini aku bisa naik kelas dari status abu abu ini menjadi milikmu seutuhnya?

Aku menyerah 

Ada beberapa kata yang diambil dari : Hipwee.com
Sebagian lagi dari hati.






Follow Me On Twitter Follow Me On Instagram Follow Me On Facebook ndorogestii@gmail.com Follow Me On Fanpage Facebook

2 Response to "Untukmu yang Tengah Mendiamkanku"

  1. Abu Ammar says:

    haha actually, aku juga punya cerita hampir mirip itu dan berending sama :D ahahah

    Gesti says:

    hahaha yupsss !

Post a Comment